Perancangan Service Landscape Untuk Sistem Informasi Terpadu Perguruan Tinggi Swasta Menggunakan Service Oriented Architecture
Abstract
Pemanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dapat memudahkan proses bisnis dalam Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Tantangan kemudian muncul pada saat proses adopsi teknologi yang beragam yang seringkali membuat perubahan pada proses bisnis PTS. Terlebih lagi, pola investasi TI yang bertahap di PTS pun kemudian berbanding lurus dengan pengembangan sistem informasi yang dilakukan secara bertahap dengan memanfaatkan platform yang berbeda-beda, yang menyebabkan PTS kesulitan dalam mengimplementasikan sebuah solusi yang terintegrasi, yang termasuk di dalamnya adalah faktor skalabilitasnya, dimana TI pada PTS harus memperhatikan fleksibilitas TI terhadap perubahan di masa mendatang [1]. Tantangan tersebut di atas, yang bermuara pada integrasi dan fleksibilitas TI pada PTS dapat dijawab dengan menggunakan teknologi berbasis Service Oriented Architecture (SOA). Dalam penelitian ini akan dilakukan perancangan Service Landscape untuk Sistem Informasi Terpadu PTS pada domain akademik dengan menggunakan pendekatan SOA. Service Landscape merupakan gambaran hirarkis service atau layanan yang dikelompokan berdasarkan proses bisnis. Tujuan dari pembuatan service landscape adalah untuk melihat secara utuh kapabilitas layanan yang dibuat untuk sebuah sektor PTS, sehingga dapat mempermudah analisis SOA pada sektor PTS, dalam penelitian ini diperuntukan untuk sektor PTS. Metodologi penelitian yang digunakan adalah DSRM Process Model. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Service Landscape untuk Sistem Informasi Terpadu PTS yang dapat digunakan untuk mempermudah analisis SOA pada PTS dan membantu PTS untuk menentukan service atau layanan apa yang akan dibangun; dan pengembangan perangkat lunak mesin pengolah kuesioner untuk mendukung perancangan service landscape.
References
[2] ”Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi,” 2012.
[3] T. Erl, Service Oriented Design - Concepts, technology, and Design, Prentice Hall, 2005.
[4] Proteans, ”Service Oriented Architecture Provide Flexibility to Business Operations,” White Paper, Proteans Software Solutions Pvd Ltd, 2009.
[5] S. Jones, A Methodology For Service Architectures, London: OASIS, 2005.
[6] BIAN, How-to Guide v4 Developing Content, Germany: BIAN e.V., 2015..
[7] OASIS, Reference Model for Service Oriented Architecture Version 1.0, OASIS, 2006.
[8] Z. Mahmood, ”Service Oriented Archotecture : Potential Benefits and Challenges,” Proceding of the 11th WSEAS International Conference on Computers, 2007.
[9] S. Svanidzaite, ”A Comparison of SOA Methodologies Analysis & Design Phase,” 2009.
[10] BIAN, ”About BIAN,” 2008. [Online]. Available: https://bian.org/about-bian/. [Haettu 2015].
[11] H. K. Klein ja M. D. Myers, ”A set of Principles for Conducting and Evaluating Interpretive Field Studies in Information System,” 1999.
[12] K. Peffers, T. Tuunanen, M. A. Rothenberger ja S. Chatterjee, ”A Design Research Methodology for Information System Research,” 2007.
[13] S. F. S. G, ”Penerapan TOGAF Architectural Development Method Pada Adopsi Cloud Computing Perguruan Tinggi,” Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013, 2013.